Selasa, 23 Februari 2010

6 Mitos Mengenai Sperma Yang Layak Ditinggalkan

Sel pembuahan yang dihasilkan oleh pria memang berperan penting dalam proses reproduksi. Namun ternyata masih banyak orang, yang belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sperma, akibatnya banyak mitos-mitos salah yang masih dipercaya.Banyak pria maupun wanita yang masih salah pengertian mengenai segala sesuatu tentang sperma. Berikut simak saja penuturan mitos-mitos itu, dan bagaimana keadaan sebenarnya:
  1. Pria yang mempunyai sperma encer, berarti mandul? Benar? Salah total! Kebenarannya adalah, keenceran sperma secara harafiah tidak menentukan tingkat kesuburannya, melainkan ditentukan oleh jumlah, pergerakan sperma, dan kandungan spermanya normal atau tidak.
  2. (Saat mendengar yang satu ini mungkin Anda akan tertawa) Sperma adalah obat jerawat, dan apabila kita (wanita/pria) meminumnya, maka kita akan awet muda. Itu adalah kebohongan dan hanya orang bodoh yang mempercayainya. Kepercayaan itu kuno sekali. Sperma seorang pria tidak ada yang mengandung hormon penghalus kulit. Dan, sebagai obat awet muda, mungkin saja kepercayaan ini hanya hidup di kalangan homoseksual yang hanya melakukan felatio atau menghisap kemaluan pasangan mereka saat bercinta - tidak lebih dan tidak kurang. Kalau benar, tidak mungkin manusia menjual produk kesehatan, kosmetik penghalus dan pembuat kulit awet muda seperti sekarang, bukan? Karena buat apa repot-repot membeli kosmetik, kalau dengan bantuan sperma saja kulit kita sudah halus dan jadi awet muda.
  3. Pria yang tidak mengeluarkan sperma sewaktu bercinta berarti pernah menderita suatu penyakit kotor, dan sperma pria akan bercampur darah bila ia menderita penyakit kelamin. Mitos ini tidak benar sama sekali. Karena bisa saja katup pengatur di kemaluan pria terjadi kerusakan. Atau ini sebagai efek samping dari pria yang sedang menjalani pasca operasi prostat, yang tidak bisa menutup klep ke saluran kandung kemihnya ketika ejakulasi berlangsung. Sehingga sperma mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan keluar lewat saluran kemaluan. Atau memang spermanya tidak pernah keluar karena hal-hal seperti ada gejala kanker prostat, kencing manis, ataupun karena ada gangguan pada saraf kemaluan yang dalam bahasa kedokterannya disebut ketidakmampuan berejakulasi (retarded ejaculation). Dan, sperma yang bercampur dengan darah mungkin tidak lebih dari gejala adanya gangguan di buah zakar atau di prostat, mungkin saja ada kanker atapun infeksi di kedua organ itu, sehingga sperma yang keluar bercampur dengan darah.
  4. Lain dengan mitos yang mengatakan bahwa seorang pria yang sudah disteril saat bercinta tidak lagi mengeluarkan sperma sewaktu ia mencapai ejakulasi. Tidak begitu, karena seorang pria yang sudah disteril sekalipun, pasti akan mengeluarkan sperma. Hanya kandungan isi spermanya saja yang sudah berubah menjadi getah-getah yang keluar dari kelenjar kemaluannya tidak lebih. Kita harus tahu bahwa hanya satu persen sperma berisikan sel spermatozoa/sel benih, dan 99 persen yang berisi getah-getah itu. Jadi yang dipilih hanyalah sel benih yang selanjutnya diproduksi di buah zakar yang selanjutnya dialirkan ke kelenjar prostat untuk bercampur dengan kelenjar-kelenjar lainnya di sana. Lalu keluarlah menjadi kelenjar ejakulat atau sperma.
  5. Lalu ada juga mitos yang mengatakan bahwa sperma tidak akan bisa menembus pakaian dalam sehingga tidak ada resiko kehamilan, dan sperma yang dibuang keluar sewaktu melakukan senggama terputus tidak membuahkan resiko kehamilan. Belum tentu tidak hamil. Kemungkinan hamil itu pasti ada. Sebab ukuran spermatozoa/sel benih itu cuma beberapa mikron, jadi masuk akal bila sel seukuran itu menembus tenunan kain pakaian pria maupun wanita. Jadi tidak menjamin tidak terjadi kehamilan bukan? Begitu juga dengan sperma yang dibuang keluar saat senggama terputus. Karena cairan awal yang keluar selama ereksi memuncak sudah mengandung sel benih, jadi, sebelum Mr. P ditarik keluar kemungkinan benih sudah ada yang masuk ke dalam Miss V. Karena itu senggama terputus selama ini bukan tergolong cara KB yang dianjurkan. Sebenarnya hal ini dapat dimaklumi karena kadar kegagalam kondom pun sangat tinggi dibandingkan dengan pil, suntik ataupun spiral. Jadi kemungkinan ini menjadi lebih besar lagi saat seorang pria tidak menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual, walaupun sudah melakukan senggama terputus.
  6. Dan, jangan sekali-kali menganggap kalau kita dapat memperbanyak produksi sperma dengan banyak memakan putih telur. Itu salah besar. Karena kondisi banyak-tidaknya sperma ditentukan oleh kondisi buah zakar. Selama buah zakar normal, banyak memakan makanan bergizi dan berprotein, maka produksi sperma akan normal. Dan satu hal lagi, putih telur tidak lebih bergizi dari kuningnya, seperti halnya kaldu daging tidak lebih bergizi dari dagingnya.
Jadi, apakah Anda (pria/wanita) akan terus mempercayai mitos-mitos ini? Memang semuanya kembali pada diri masing-masing individu
[sumber: Astaga.com]

Minggu, 14 Februari 2010

Berpikir Seks 20 Menit Sekali Pertanda Penyakit?

London, Wajarkah jika seorang pria berpikir tentang seks setiap 20 menit sekali? Ternyata menurut para psikiater tidak. Meski seks sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, khususnya pria, tapi gejala seperti itu adalah penyakit dan perlu diobati.

Psikiater juga menyebut wanita yang sering marah-marah saat menstruasi punya penyakit pre-menstrual dysphoric. Namun para psikiater itu dikritik karena mendefinisikan kebiasaan sehari-hari sebagai sebuah penyakit.

Dalam edisi terbaru panduan psikiatrik yang berjudul 'the fifth Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders' atau DSM 5, para psikiater menggolongkan beberapa kebiasaan sehari-hari sebuah penyakit. Padahal kebiasaan-kebiasaan itu menurut dokter adalah hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari.

Buku panduan yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association itu telah dirancang sejak tahun 1994 namun kini menimbulkan kontroversi karena mengategorikan beberapa kebiasaan yang sebenarnya lumrah menjadi sebuah penyakit.

Selain berpikir seks 20 menit sekali yang dianggap sebagai sebuah penyakit, para psikiater juga menggolongkan beberapa kebiasaan lainnya sebagai sebuah penyakit seperti penyakit kecanduan judi, internet dan lainnya.

Namun kini Peter Tyrer, profesor psikiatrik dari Imperial College London tengah merevisi panduan tersebut. "Jika seorang pria yang tidak bisa berhenti memikirkan seks dikategorikan pecandu seks, maka akan banyak sekali pria yang menderita penyakit itu," kata Tyrer seperti dilansir Independent, Jumat (12/2/1010).

Panduan DSM 5 yang kini tengah disusun revisinya sebenarnya merupakan hasil pemikiran ratusan pakar selama lebih dari satu dekade (10 tahun). Tapi karena menimbulkan kontroversi, maka pakar psikiatrik terpaksa merombaknya.

"Kali ini mereka berjanji hanya memasukkan penyakit berdasarkan fungsi biologisnya. Ruang lingkup penyakit akan diperkecil dan beberapa kondisi tidak akan dikategorikan sebagai sebuah penyakit," kata Tyrer.

Beberapa kalangan menduga ada campur tangan pihak farmasi dalam penggolongan penyakit yang sebenarnya dalam dunia medis masuk kategori biasa-biasa saja. Dengan semakin banyak kebiasaan yang digolongkan sebagai sebuah penyakit maka kemungkinan peresepan obat oleh dokter pun semakin tinggi.

"Jika dalam panduan itu disebutkan penyakit hiperseksual sebagai penyakit jenis baru, maka yang akan diuntungkan adalah pihak farmasi. Seperti kita tahu, jika sebuah penyakit baru ditemukan maka perusahaan farmasi akan segera menyiapkan obatnya," ujar Tim Kendall dari the Royal College of Psychiatrists.

"Sebenarnya semua masalah yang berhubungan dengan psikologi dapat menjadi sebuah penyakit, hanya jika hal itu sudah mengganggu kualitas hidup," tambahnya.

Beberapa penyakit yang menimbulkan kontroversi dalam DSM 5 antara lain:
1. Hypersexual disorder (sering berpikir tentang seks)
2. Binge-eating disorder (makan berlebihan untuk menghilangkan stes dan rasa bersalah)
3. Psychosis risk syndrome (stres yang menyebabkan halusinasi, khayalan dan kurang tidur)
4. Pathological gambling (kecanduan berjudi, senang menghabiskan uang untuk sebuah kesenangan)
5. Minor neurocognitive disorder (punya kemampuan otak yang lebih rendah daripada orang seusianya)
(fah/ir)
detikHealth