(www.dailymail.co.uk) |
Foto dan video itu memang bagian masa lalu Tacconelli. Sebelum mengabdi sebagai pengajar, wanita 28 tahun ini berprofesi sebagai model. Ia juga mantan mantan ratu kecantikan Abruzzo, Italia.
Di salah satu foto, Tacconelli tampak berpose mengenakan baju polisi Amerika Serikat dengan belahan dada rendah yang memumbulkan buah dadanya. Foto lain, menampilkan sosoknya dalam balutan busana ketat sehingga menonjolkan pakaian dalamnya.
Karier Tacconelli di dunia pendidikan pun berakhir sudah, setelah muncul gelombang protes dari sejumlah orangtua murid. Mayoritas ibu tak rela anaknya dididik seorang guru yang pernah menjual keseksian tubuhnya.
Beberapa orangtua murid yang marah bersikap reaktif, langsung mengeluarkan anak-anak perempuannya dari sekolah itu. Sementara yang lain, khususnya para bapak, juga pihak sekolah berada di belakang Tacconelli.
Kasus ini meledak pasca salah satu ibu siswa protes pada kepala sekolah, Romo Aldo Geranzani. Ia mengatakan Tacconelli terlalu 'menarik dan mengganggu'.
Kemudian, di dunia maya muncul video Tacconelli saat tampil di sebuah sketsa komedi. Menggunakan celana pendek ketat dan bra. Juga foto seksinya yang mengenakan baju polisi Amerika Serikat.
Ini membuat heboh Italia. Tak kurang koran milik keluarga PM Italia, Silvio Berlusconi memajang kisah Tacconelli di halaman muka, lengkap dengan editorial yang menjelaskan video yang bikin geger itu hanya tayangan komedi, bukan semi porno.
(www3.varesenews.it) |
"Yang ingin saya katakan, jika berniat menjadi model atau gadis pertunjukan, saya akan melakukannya di usia yang lebih muda dan dengan paras yang lebih cantik," kata dia.
Ketika masih muda, perempuan berambut panjang ini memegang gelar Miss Abruzzo, sebuah kontes kecantikan lokal.
Ia juga pernah jadi finalis kontes ratu-ratuan tingkat nasional tapi gagal menang. Lalu Tacconelli banting setir, kembali ke kampus dan mengejar kualifikasi menjadi pendidik.
Di tengah prahara, Tacconelli mengaku tetap bersyukur. Ia masih dapat dukungan. Bahkan ada juga beberapa pendukungnya yang berniat membuat fans club, kelompok penggemar fanatik.
Sementara, murid-muridnya, diakui Tacconelli, pernah mempertanyakan masa lalunya. Namun, setelah diberi penjelasan, mereka berhenti bertanya.
Secara terpisah, Osvaldo Songini, pejabat sekolah juga membela Tacconelli. "Illeana lolos dalam seleksi ketat yang kami lakukan, dan kami puas dengan caranya mengajar," kata dia.
Berdasarkan supervisi yang dilakukan pihak sekolah, selama ini tak ada masalah. "Kami juga tahu masa lalunya, dan ia tak berusaha menutupinya."
Sikap sekolah yang mendukung Tacconelli disayangkan salah satu orangtua yang marah.
"Aku bukan orang yang fanatik, tapi aku merasa dikhianati, padahal aku berharap banyak pada San Carlo, dengan reputasi baik yang mereka miliki," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar